Selasa, 01 Maret 2011

FUNGSI NERACA DAN PERKIRAAN LABA/RUGI

Writen by. Budi Sartono

Mohon maaf pemirsa …… lha kok pemirsa sih, maksudnya semua rekan yang mampir di weblog ini, he3 ... saya baru sempat ngelanjutin postingan terdahulu tentang laporan keuangan, maaf ya ... ngetiknya sambil minum kopi.

https://www.youtube.com/watch?v=SClztf2rHJ4Sebuah perusahaan tentunya sangat ingin beroperasi secara sehat dan menghasilkan keuntungan sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Adapun keuntungan, dalam kehidupan bisnis sebuah perusahaan mempunyai lima macam peranan penting, yaitu :
  1. Sumber dana intern perusahaan dalam mendanai penggantian peralatan produksi yang sudah tua atau ketinggalan zaman (obsoleted); 
  2. Sumber dana intern perusahaan untuk melakukan expansi (mendanai perluasan usaha)
  3. Sumber dana intern perusahaan untuk membayar kembali kredit yang terutang; 
  4. Sumber dana pembagian deviden; 
  5. Sumber dana kesejahteraan karyawan.
      Dengan memperhatikan ke-lima peranan penting di atas, maka dapatlah dimengerti mengapa banyak pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, termasuk para pemegang saham, kreditur dan investor ingin megevaluasi perkembangan keuntungan perusahaan.
Hal tersebut erat kaitannya dengan tingkat profitibilitas (trend perkembangan sebuah perusahaan untuk menghasilkan keuntungan) dari masa ke masa … kaya’ acara TV zaman dulu, he he … yang dapat diukur dengan tolok ukur ratio keuangan. 
Nah .. bahan untuk menghitung ratio keuangan dan mengevaluasi trend perkembangan profitabilitas kegiatan usaha tersebut dapat diperoleh dari neraca dan perkiraan laba/rugi.

Adapun tingkat profitabilitas perusahaan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan mereka mengelola harta perusahaan, misalnya piutang dagang, persediaan, tanah, gedung, kendaraan, mesin, dan peralatan produksi. Factor lain dipengaruhi pula oleh struktur pendanaannya, terutama perbandingan antara jumlah modal sendiri dan utang berbunga (solvabilitas atau gearing). Bahan masukan untuk menganalisa solvabilitas perusahaan juga diperoleh dari neraca.

Disamping kemampuan dan keberhasilan perusahaan memperoleh keuntungan  dari waktu ke waktu, keuangan keuangan perusahaan likuid, yaitu mampu membayar kewajiban keuangan mereka yang telah jatuh tempo, misalnya tagihan dari pemasok atau supplier, pajak, bunga kredit, cicilan kredit bank, dan sebagainya. Apabila seringkali perusahaan menunggak atau menunda pembayaran atas kewajiban keuanganya kepada pihak ketiga, maka kepercayaan mitra usaha termasuk para pemasok dan kreditur lainnya akan merosot. Para pemasok tidak bersedia lagi memberikan kredit penjualan, bank kreditur menghentikan pemberian kreditnya. Hal itu akan sangat mengganggu kelancaran operasi bisnis perusahaan. Akibatnya cepat atau lambat  profitibilitas perusahaan akan menurun. Prospek liquiditas keuangan perusahaan di masa yang akan datang dapat diukur juga dengan tolok ukur ratio keuangan.  Di mana bahan masukan untuk menghitung rasio keuangan tadi diperoleh dari neraca.

       Pada postingan berikutnya akan di bahas lebih terperinci hal-hal yang berkaitan dengan keterbatasan neraca, evaluasi profitbilitas, solvabilitas, dan likuiditas keuangan perusahaan.  Termasuk di dalamnya akan disajikan teknik menghitung rasio keuangan serta cara-cara menggunakan pos pos neraca dan perkiraan laba/rugi sebagai bahan masukan untuk perhitungan tadi.

Boleh donk ... saya ringkas dulu apa saja keterbatasan dari sebuah neraca (penjelasan baca pada postingan berikutnya).
  1. Ketidak mampuan menyajikan informasi lengkap
  2. Kurang eksak dan akurat
  3. Asumsi tentang stabilitas nilai mata uang
Semoga bermanfaat dan semoga semua hanya karena-Nya. Amin ya Rabb ..... 





Tidak ada komentar: